Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

Fly Ash

Gambar
Pendahuluan Akhir-akhir ini, industri semen dan beton semakin sering disorot, khususnya oleh para pecinta lingkungan. Ini disebabkan emisi karbon dioksida, komponen terbesar gas rumah kaca, yang dihasilkan dari proses kalsinasi kapur dan pembakaran batu bara. Isu lingkungan ini tampaknya akan memainkan peran penting dalam kaitan dengan isu pembangunan berkelanjutan di masa mendatang. Dari Konferensi Bumi yang diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brasil tahun 1992 dan di Kyoto, Jepang tahun 1997 dinyatakan bahwa emisi gas rumah kaca ke atmosfer yang tak terkendali tidak bisa lagi diterima dari sudut pandang kepentingan sosial dan kelestarian lingkungan dalam kerangka pembangunan yang berkelanjutan. Gas rumah kaca yang menjadi sorotan utama adalah gas karbon dioksida karena jumlahnya yang jauh lebih besar dari gas lainnya seperti oksida nitrat dan metan. Merujuk pada besarnya sumbangan industri semen terhadap total emisi karbon dioksida, perlu segera dicarikan upaya untuk ...

Semen PCC dan PPC

Pendahuluan Pada saat ini dimana untuk mengurangi emisi karbon dioksida, komponen terbesar gas rumah kaca, yang dihasilkan dari proses kalsinasi kapur dan pembakaran batu bara. Isu lingkungan ini tampaknya akan memainkan peran penting dalam kaitan dengan isu pembangunan berkelanjutan di masa mendatang maka sudah di produksi type semen yang dapat mengurangi masalah lingkungan hidup tersebut. Produsen-produsen semen di Indonesia sudah memproduksi semen PCC dan PPC dimana dengan memproduksi semen tersebut selain mengurangi dampak lingkungan juga lebih ekonomis dan meningkatkan kapasitas produksi semen. Semen PCC dan PPC berdasarkan SNI 2004 1. Semen Portland Komposit ( SNI 15-7064-2004 ) Bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama terak semen portland dan gips dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi (blast furnace sla...

Admixture Yang Cocok Untuk Semen PCC dan PPC

Berdasarkan kekurangan semen PCC dan PPC dimana kuat tekan yang lebih rendah dibandingkan semen OPC dengan jumlah semen yang sama, ini disebabkan karena adanya bahan tambahan didalam semen sehingga terkadang  memiliki kuat tekan 100% bukan pada umur 28 hari tetapi dapat pada umur 56 hari atau 90 hari bahkan lebih dari itu tergantung jumlah bahan tambahan yang digunakan dalam semen berapa persen. Untuk pengetesan sampling beton masih mengacu pada PBI 71 dimana kuat tekan umur 28 hari mencapai 100% sehingga untuk mencapai kuat tekan sesuai dengan PBI 71 maka dilakukan penambahan jumlah semen antara 20 – 60 kg/m3. Walaupun harga semen PCC atau PPC lebih murah dari semen OPC namun jika penambahannya untuk mencapai kuat tekan setara dengan OPC lebih dari 40 kg/m3 dapat menyebabkan tidak ekonomis design tersebut. Upaya agar mutu dan design dapat ekomonis maka perlunya digunakan admixture yang cocok agar dapat menekan semen yang digunakan. Ada 2 pendekatan untuk mendap...